Warning: call_user_func_array() expects parameter 1 to be a valid callback, function 'harnods_header_scripts' not found or invalid function name in /var/www/html/wp-includes/class-wp-hook.php on line 324 Franchise VS Usaha Sendiri, Mana yang Cocok untuk Anda Mulai? | Libera
Bisnis

Franchise VS Usaha Sendiri, Mana yang Cocok untuk Anda Mulai?

Setiap orang yang ingin memulai bisnis pasti sudah menyiapkan strategi untuk bisnisnya, baik itu memilih franchise vs usaha sendiri. Meski terlihat berbeda, tujuan kedua jenis usaha ini adalah sama yaitu sama-sama untuk mendapatkan keuntungan dengan modal terjangkau. Meski memiliki persamaan dalam tujuan, keduanya pun memiliki perbedaan masing-masing yang didalamnya tentu ada kelebihan dan kekurangannya.

Agar Anda tidak salah dalam menentukan strategi dalam memulai bisnis, di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu Anda pahami antara franchise vs usaha sendiri. Dengan memahami perbedaan keduanya, maka Anda bisa lebih mudah dalam menentukan bisnis mana yang paling tepat bagi Anda.

Franchise Vs Usaha Sendiri

Ketika Anda ingin memulai usaha sendiri, maka Anda harus membangun bisnis tersebut dari nol. Meski begitu, Anda bebas dalam berinovasi dan bereksperimen, namun tingkat risikonya jauh lebih tinggi.

Sedangkan, ketika Anda memilih franchise yang merupakan bentuk kerjasama bisnis dengan prinsip kemitraan, Anda tidak perlu repot memikirkan strategi bisnis. Karena reputasi brand, manajemen, atau peralatan bisnis akan disediakan oleh pemilik usaha (franchisor).

Baca Juga: Ingin Memulai Bisnis Franchise? Ketahui Dulu Hukum Waralaba yang Berlaku

Membuka usaha sendiri pasti lebih sulit dibandingkan franchise, namun, usaha sendiri lebih bebas dalam mengatur bisnis yang dijalankan. Sedangkan, ketika memilih franchise, maka Anda tidak perlu lagi memperkenalkan bisnis dari awal. Hal ini karena biasanya produk yang ditawarkan bisnis franchise sudah dikenal di masyarakat. Meski begitu, Anda juga harus pandai dan cermat memilih franchise yang diinginkan. Jangan sampai Anda salah dan justru membuat Anda merugi.

Kelebihan & Kekurangan Franchise Vs Usaha Sendiri

Bisnis franchise dan usaha sendiri tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan bisnis franchise vs usaha sendiri.

Komponen Bisnis Franchise Usaha Sendiri
Merek Dagang Merek Dagang Telah Diakui

Dengan memilih franchise, maka Anda bisa menggunakan merek dagang perusahaan franchisor. Sehingga, Anda tidak perlu repot-repot memikirkan hal ini karena semua telah disediakan.

Sayangnya, Anda tidak bisa mengubah konsep bisnis dari franchisor dan harus merepresentasikan perusahaan secara keseluruhan.

Ada standar usaha yang telah ditetapkan dan tidak boleh dilanggar. Sehingga, tidak cocok bagi Anda yang suka berinovasi.

Merek Dagang Milik Sendiri

Dengan membangun bisnis sendiri, Anda memiliki hak 100% dalam segala hall yang berkaitan dengan bisnis. Mulai dari menentukan produk atau jasa yang akan dijual, siapa target bisnis, konsep bisnis yang akan dijalankan, hingga cara menjualnya.

Strategi Bisnis Strategi Teruji

Sistem bisnis franchise pasti sudah melakukan uji coba terlebih dulu. Meskipun akan tetap ada risiko gagal, namun Anda tetap tidak perlu memulai strategi bisnis dari nol.

Strategi Belum Teruji

Dengan memilih memulai usaha sendiri, Anda perlu mencari dan mencoba-coba strategi bisnis yang cocok bagi perusahaan. Trial dan error harus terus dilakukan hingga menemukan strategi yang paling optimal bagi perusahaan.

Kepemilikan Bisnis Kepemilikan Terbatas

Setiap franchisee terikat pada perjanjian franchisor. Sehingga, franchisee tidak diperkenankan menjual bisnis waralabanya kepada pihak lain.

Jika bisnis sudah tidak menguntungkan, Anda tidak dapat memindahtangankannya. Jika memutuskan untuk menutup bisnis tersebut, maka modal yang Anda keluarkan untuk membayar royalti tersebut akan hangus.

Kepemilikan Penuh

Jika suatu saat Anda merasa bisnis  sudah tidak menguntungkan atau ingin memulai bisnis baru, maka Anda bebas menjual bisnis tersebut.

Hal ini karena Anda adalah pemegang kepemilikan mutlak dalam bisnis, sehingga Anda bebas melakukan apa saja dengan kepemilikan tersebut.

Lokasi Strategi Analisa Pemilihan Lokasi

Dalam bisnis franchise Anda tidak perlu kebingungan karena franchisor akan membantu Anda menganalisa lokasi yang akan digunakan untuk membuka bisnis waralaba.

Memilih Lokasi Sendiri

Lokasi manapun yang dianggap menguntungkan dapat Anda gunakan sebagai tempat usaha. Tidak ada persyaratan apapun untuk menentukan tempat usaha, tergantung pada pertimbangan keuntungan dan kerugian Anda sebagai pemilik usaha.

Supplier Supplier Telah Ditentukan

Biasanya franchisor sendirilah yang menjadi supplier bagi seluruh bisnis franchisenya.

Anda tidak diperkenankan membeli bahan baku dari supplier lain sekalipun ada supplier yang menawarkan keuntungan lebih.

Bebas Pilih Supplier

Dapat memilih supplier mana saja dan menggantinya kapanpun Anda merasa ada supplier lain yang lebih menguntungkan.

 

Potensi Konflik Potensi Konflik Tinggi

Bisnis franchise sangat mengandalkan perjanjian kerjasama dan sangat sensitif dan rentan konflik.

Jika terjadi ketimpangan dalam praktek usaha, potensi konflik antara franchisor dan franchisee sangat besar. Tidak jarang konflik ini membawa kerugian besar baik bagi franchisor maupun franchisee.

Potensi Konflik Rendah

Dalam bisnis sendiri ikatan yang terpenting adalah antara perusahaan dan target pasar atau suppliernya.

Tidak ada ikatan lain yang memberikan pengaruh signifikan pada keberlangsungan usaha tersebut.  Maka dari itu bisnis sendiri memiliki potensi konflik yang lebih rendah dibandingkan bisnis franchise.

Training Diberikan Training Gratis

Jika Anda adalah pemula dan belum memiliki kemampuan bisnis apapun, bisnis franchise akan membuat Anda aman. Franchisor akan memberikan training kepada setiap franchiseenya sehingga Anda tidak merasa buta arah dalam menjalankan bisnis.

Tidak Ada Training

Tidak ada training apapun bagi pemilik bisnis. Sehingga, Anda harus merencanakan training apa yang ingin Anda berikan kepada bawahan di perusahaan nantinya.

Popularitas & Reputasi Bisnis Bisnis Sudah Dikenal & Memiliki Reputasi Baik

Produk franchise biasanya sudah dikenal banyak orang, sehingga Anda tidak perlu repot membangun reputasi dan popularitas produk tersebut.

Namun, jika nantinya terjadi masalah dalam bisnis dan mencoreng nama baik merek dagang tersebut, Anda pun akan terkena imbasnya. Sekalipun tidak melakukan kesalahan dalam praktek usaha yang Anda pegang.

Membangun Reputasi Sendiri

Anda harus memperkenalkan dan membangun reputasi produk dari nol. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah serta membutuhkan waktu yang panjang. Tingkat keberhasilannya pun tidak dapat dipastikan.

Promosi Promosi Bersama

Promosi akan dilakukan bersama, di mana pihak franchisor akan memberikan arahan promosi pada setiap franchisee, sehingga jangkauan promosi akan lebih luas.

Promosi yang dilakukan oleh outlet franchisee lain juga akan memberikan dampak positif bagi outlet Anda.

Promosi Terbatas

Promosi yang dilakukan bisnis Anda hanya terbatas pada outlet yang dimiliki. Jika ingin memperluas jangkauan promosi, maka Anda butuh biaya lebih.

Keuntungan Profit Dikurang  Biaya Royalti

Royalti harus dibayarkan kepada franchisor di awal usaha. Biasanya Anda harus merogoh kocek cukup besar hanya untuk mendapatkan izin usaha tersebut. Jika modal tidak banyak maka akan cukup sulit untuk membeli franchise.

Profit Tidak Terbatas

Anda bebas menentukan sendiri bagaimana cara Anda ingin mengembangka bisnis demi mendapatkan keuntungan.

Tidak ada aturan yang membatasi untuk membuka cabang baru atau merambah sektor baru. Satu-satunya aturan yang menjadi batasan hanyalah aturan pemerintah. Sehingga, Anda bisa mencoba berbagai cara untuk melipatgandakan keuntungan Anda.

Mana yang Anda Pilih, Franchise Vs Usaha Sendiri?

Bisnis waralaba dan bisnis sendiri memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menambah kekayaan pemilik usaha. Ada banyak pertimbangan yang memengaruhi kesimpulan mana yang lebih menguntungkan. Semua tergantung prioritas dan pilihan Anda. 

Apapun sistem bisnis yang akan Anda jalankan nantinya, pastikan Anda mengetahui dan memperhatikan legalitas bisnis tersebut. Jika Anda memilih usaha sendiri, pastikan Anda mengurus legalitas bisnis demi kredibilitas dan produktivitas bisnis. Sehingga mengurangi risiko terjadinya masalah hukum di kemudian hari.

Untuk mengurus legalitas bisnis, Anda bisa memanfaatkan layanan hukum bisnis dari LIBERA.id. Selain mengurus legalitas bisnis, LIBERA juga bisa membantu Anda mengecek perjanjian waralaba, sehingga nantinya Anda tidak bisa mengalami kerugian karena kurangnya pemahaman mengenai perjanjian kerjasama bisnis waralaba atau franchise.

Related Posts

Mengenal Founders & Klausul Penting yang Wajib Ada Didalamnya!

Di era digital seperti saat ini banyak anak muda yang ingin memiliki bisnisnya sendiri hingga akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis bersama teman atau sahabat. Sayangnya, kerja sama ini tidak dibarengi dengan persiapan yang matang dan akhirnya berakhir dengan perselisihan. Jika Anda ingin memulai bisnis dan tidak ingin hal tersebut terjadi, ada baiknya untuk membuat Founders Agreement sebagai perjanjian bagi para pendiri perusahaan yang akan mengatur hak, kewajiban, dan ekspektasi masing-masing sejak awal. Dengan adanya perjanjian ini, Anda dan rekan bisnis bisa lebih fokus membangun bisnis tanpa harus khawatir akan perselisihan di kemudian hari.

Mengenal Founders Agreement

Perjanjian pendiri atau founders agreement adalah perjanjian atau kontrak yang berisi aturan mengenai hubungan kerja sama antara dua pemilik atau lebih untuk menjalankan usaha bersama-sama. Perjanjian ini bisa dibuat ketika usaha sudah resmi dalam bentuk perusahaan atau belum resmi.

Umumnya, perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban semua pendiri yang terlibat, kontribusi modal, serta peran dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perjanjian ini sebaiknya dibuat sebelum bisnis dimulai agar menjadi pegangan bagi para pendiri dalam menjalankan usaha bersama, dan jika terjadi perselisihan di kemudian hari, Anda bisa menyelesaikannya sesuai dengan yang tertulis didalamnya.

Klausul Penting yang Harus Ada dalam Founders Agreement

Masalah utama yang perlu dicantumkan dalam founders agreement bervariasi tergantung pada sifat bisnis dan individu yang terlibat, berikut adalah beberapa klausul utama yang umumnya disertakan dalam founders agreement.

1. Uraian tentang bisnis dan tujuannya

Setiap perjanjian pendiri bersama harus diawali dengan penjelasan detail mengenai perusahaan, mulai dari apa yang dilakukan bisnis hingga tujuan yang ingin dicapai dari kemitraan di perusahaan tersebut? Anda perlu menjelaskannya dengan rinci di dalam perjanjian tersebut

2. Struktur kepemilikan

Klausul kepemilikan perusahaan dalam perjanjian founders agreement perlu menguraikan distribusi modal dan aset awal antara para pendiri yang mencakup ketentuan terkait dengan vesting, ketentuan mendapatkan ekuitas, dan masalah terkait ekuitas apapun.

Selain itu, perlu juga dijelaskan persentase bisnis yang akan dimiliki setiap pendiri di awal? Persentase kepemilikan ini dapat berubah seiring waktu karena modal baru diinvestasikan ke dalam perusahaan, baik oleh mitra untuk perusahaan atau investor luar.

Dalam perjanjian juga perlu mencantumkan ketentuan yang menjelaskan kontribusi terhadap modal dasar perusahaan oleh setiap pendiri yang bisa berupa uang tunai, kekayaan intelektual, layanan, atau tenaga kerja.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Surat Perjanjian Kerja Sama Bisnis 

3. Peran dan tanggung jawab

Dalam perjanjian pendiri, usahakan juga untuk menjabarkan setiap tanggung jawab dan peran dari masing-masing pendiri agar nantinya tidak ada tumpang tindih kewenangan dalam menjalankan bisnis, sehingga dapat meminimalisir perselisihan.

Jabatan dan peran pendiri dapat bervariasi, umumnya jabatan pendiri adalah CEO, CFO, CTO, atau CMO, namun sebenarnya tidak ada batasan dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk menguraikan dengan jelas apa saja peran dan tanggung jawab masing-masing pendiri berdasarkan keahlian, keterampilan, dan komitmen mereka.

Dalam founders agreement, para pendiri juga dapat menyertakan metrik kinerja dan tonggak pencapaian untuk memastikan kemajuan dan akuntabilitas. Berikut adalah beberapa contoh metrik kinerja dan tonggak pencapaian yang dapat disertakan:

  • Sasaran pendapatan yang ingin dicapai perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
  • Jumlah pelanggan atau pengguna baru yang akan diperoleh selama periode tertentu, atau tingkat pertumbuhan basis pelanggan.
  • Tonggak penting untuk pengembangan produk, seperti peluncuran produk minimum yang layak (MVP), rilis fitur baru, atau target peningkatan produk.
  • Dan masih banyak lagi.

4. Wewenang pengambilan keputusan

Dalam founders agreement, Anda juga perlu menguraikan bagaimana keputusan-keputusan besar akan dibuat dalam perusahaan, termasuk hak suara, ambang batas keputusan, dan persyaratan mayoritas super. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu dijawab dan dituliskan dalam perjanjian tersebut:

  • Bagaimana proses pengambilan keputusan? Apakah keputusan akan diambil melalui kesepakatan, suara terbanyak, atau metode lainnya?
  • Jenis keputusan apa yang memerlukan persetujuan dengan suara terbanyak? Tentukan apakah keputusan penting tertentu harus disetujui oleh semua pendiri, seperti menarik investasi menggunakan perjanjian ekuitas untuk perusahaan rintisan, seperti SAFE atau Convertible Note
  • Apa ambang batas untuk keputusan besar? Tentukan keputusan mana yang dianggap besar dan membutuhkan suara super mayoritas, dan tentukan persentase yang diperlukan (misalnya, 75% atau 80%) untuk mendapatkan persetujuan.
  • Bagaimana keputusan operasional sehari-hari ditangani? Apa peran CEO atau posisi eksekutif lainnya? Perjelas wewenang dan tanggung jawab pengambilan keputusan dari CEO atau jabatan eksekutif lainnya, termasuk batasan kekuasaan mereka. 
  • Apa yang terjadi jika salah satu pendiri tidak dapat hadir atau tidak mampu? Tentukan skenario di mana co-founder tidak dapat hadir untuk sementara atau selamanya karena sakit, bepergian, atau alasan lain.

5. Kompensasi dan dividen

Dalam founders agreement, Anda juga perlu menambahkan klausul yang mengatur tentang kompensasi dan dividen yang akan diterima setiap pendiri. Ketentuan-ketentuan ini membantu memperjelas bagaimana pendapatan perusahaan akan dibagi di antara para pendiri dan dapat mencegah perselisihan. Pastikan juga dalam klausul ini, Anda menjelaskan beberapa hal seperti:

  • Tentukan apakah perusahaan akan membayar dividen kepada para pendiri dan tentukan apakah dividen akan dibagikan secara berkala atau secara ad-hoc.
  • Jelaskan metode untuk menghitung jumlah dividen, yang mungkin didasarkan pada keuntungan, laba bersih, atau metrik keuangan lainnya.
  • Jelaskan urutan pembagian dividen , yang mungkin termasuk menutup biaya operasional, dan kewajiban utang, sebelum membagikan sisa laba kepada para pendiri.
  • Tentukan apakah dividen adalah jumlah tetap atau persentase variabel dari laba.
  • Tentukan apakah dividen akan dibagikan secara proporsional dengan kepemilikan ekuitas masing-masing pendiri, atau jika ada pengaturan yang berbeda.

Baca Juga: Perselisihan dengan Rekan Bisnis, Begini Cara Penyelesaiannya Secara Hukum! 

6. Kekayaan Intelektual

Jika ada pendiri yang membawa Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke dalam bisnis seperti penemuan, rahasia dagang, merek dagang, paten, rencana bisnis, desain, atau kode perangkat lunak, penting untuk menentukan apakah pendiri akan mengalihkan HKI yang sudah ada sebelumnya ke perusahaan atau mempertahankan kepemilikan individu.

Untuk melindungi IP selanjutnya, Anda harus menambahkan ketentuan pada perjanjian co-founder yang menjelaskan beberapa hal seperti:

    • Setiap co-founder setuju bahwa semua kekayaan intelektual yang dibuat selama operasi startup, baik secara individu maupun kolektif, harus menjadi milik eksklusif perusahaan.
  • Ketika sebuah IP dibuat oleh co-founder secara individu sebelum pembentukan startup tetapi digunakan atau dimasukkan ke dalam operasi bisnis perusahaan, IP ini menjadi milik perusahaan dan tidak dapat dikembalikan.
  • Jika seorang co-founder meninggalkan perusahaan, mereka tidak boleh menggunakan IP milik tersebut tanpa persetujuan perusahaan. Hal ini berlaku untuk penggunaan IP dalam kegiatan bisnis apa pun di luar perusahaan yang berjalan.

7. Confidentiality, non-compete, and non-solicitation

Klausul ini perlu dibuat untuk menjelaskan dan menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi perusahaan dan menguraikan konsekuensi atas pelanggaran kerahasiaan. Selain membuat founders agreement, Anda juga perlu membuat perjanjian kerahasiaan atau Non-Disclosure Agreement (NDA) yang terpisah dengan semua pendiri. Biasanya, dokumen ini mencakup klausul yang mencegah co-founder bersaing dengan bisnis atau meminta karyawan atau pelanggan untuk jangka waktu tertentu setelah meninggalkan perusahaan.

8. Penyelesaian untuk kesepakatan

Kesepakatan yang buntu adalah situasi di mana para pendiri tidak dapat mencapai kesepakatan tentang keputusan atau masalah yang signifikan. Hal ini dapat menghambat kemajuan perusahaan dan menimbulkan konflik internal, sehingga Anda perlu juga menambahkan klausul mengenai kesepakatan para pendiri serta menyertakan mekanisme penyelesaian kebuntuan.

Baca Juga: 5 Surat Perjanjian yang Dibutuhkan Startup di Awal Perjalanan Bisnis 

9. Penyelesaian sengketa

Dengan menyertakan ketentuan penyelesaian sengketa, Anda menetapkan proses yang jelas untuk menyelesaikan konflik yang membantu mencegah perselisihan ini meningkat dan menyebabkan masalah bisnis.

Oleh karena itu, dalam perjanjian pendiri inilah Anda perlu menetapkan langkah-langkah yang harus diikuti ketika terjadi perselisihan. Para pendiri dapat mencoba menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi atau mediasi. Mereka dapat memilih mediator yang berkualitas dan netral yang akan memfasilitasi diskusi dan negosiasi untuk mencapai konsensus.

Jika mediasi tidak menghasilkan resolusi dalam jangka waktu tertentu, misalnya 30 hari, maka perselisihan akan diajukan ke arbitrase yang mengikat. Untuk alasan ini, Anda perlu menetapkan arbitrase apa yang akan menyelesaikan sengketa dan hukum apa yang akan digunakan.

10. Pengakhiran dan pemberhentian

Ketentuan pemberhentian dan pemecatan membahas keadaan dan prosedur di mana seorang pendiri dapat diberhentikan atau dipecat dari perusahaan. Setiap perjanjian harus menyertakan alasan penghentian atau pemecatan, periode pemberitahuan, pertimbangan vesting dan ekuitas, dan opsi pembelian.

Demikianlah penjelasan mengenai founders agreement dan klausul penting yang perlu ada didalamnya. Bagi Anda yang masih bingung dalam membuat perjanjian pendiri, cobalah konsultasikan dengan tim profesional dari Libera. Selain memberikan konsultasi secara gratis, Libera juga bisa membantu Anda membuat perjanjian bisnis sesuai dengan kebutuhan dan aturan yang berlaku, sehingga nantinya bisnis akan berjalan dengan baik dan bebas khawatir ketika terjadi perselisihan atau sengketa di kemudian hari.

Jadi tunggu apalagi? Percayakan pembuatan perjanjian bisnis Anda dengan Libera sekarang!

Kewajiban yang Harus Dipenuhi Pelaku Usaha PMSE terhadap Pengguna

Setiap pihak yang bergerak dibidang ecommerce seperti pedagang yang melakukan penawaran secara elektronik ataupun online, baik dalam negeri maupun luar negeri, hingga pelaku usaha dengan model bisnis retail online, marketplace, iklan baris online, platform pembanding harga, daily deals, serta badan usaha dengan sistem search engine, hosting, dan layanan coaching diwajibkan untuk memiliki izin usaha ecommerce sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Read more