Bisnis

Pentingnya ESOP Sebagai Opsi Saham bagi Karyawan di Perusahaan Startup

Saat ini banyak perusahaan terutama startup yang memiliki kebijakan untuk memberikan kepemilikan saham bagi karyawannya melalui Employee Stock Option Plan atau ESOP. Bagi startup, pemberian ESOP merupakan salah satu benefit yang menjadi daya tarik tersendiri bagi karyawan. Apa yang dimaksud dengan ESOP? Employee Stock Option Plan (ESOP) atau rencana kepemilikan saham karyawan merupakan benefit yang ditawarkan oleh perusahaan di mana karyawan berhak untuk memperoleh saham perusahaan tersebut pada waktu yang ditentukan, tergantung dari masa kerja karyawan tersebut.

Pada dasarnya, perusahaan akan membuat perjanjian dengan karyawannya mengenai ketentuan ESOP, mulai dari berapa jumlah saham yang akan diperoleh karyawan hingga ketentuan jika karyawan mengundurkan diri dari perusahaan. Selain membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya, program ini juga membuat karyawan menjadi lebih loyal dan merasa bisnis ini seakan-akan adalah miliknya. Sehingga, karyawan pun akan bekerja lebih keras demi perusahaan tersebut.

Namun, menurut analis ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudistira Adhinegara, perusahaan yang menerapkan ESOP di Indonesia belum terlalu banyak. Padahal, pemberian ESOP kepada karyawan merupakan hal positif dan memberikan keuntungan kepada karyawan berupa kepemilikan saham perusahaan.

Secara hukum, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) telah mengakui adanya konsep ESOP yang diatur dalam Pasal 43 ayat (3). Namun, pengaturan mengenai tata cara dan pelaksanaan ESOP sendiri tidak diatur secara spesifik di Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, salah satu di antara perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menggunakan ESOP adalah startup media kumparan.com. Pada bulan April 2018, kumparan.com mengeluarkan ESOP untuk karyawan-karyawannya, dari mulai jurnalis, editor, engineer, hingga office boy. Pemberian saham yang dilakukan oleh kumparan.com dilakukan dengan dua cara, yakni secara cuma-cuma atau gratis atau perusahaan menjual di bawah harga pasar. Apa yang sebenarnya membuat perusahaan-perusahaan, terutama startup, menggunakan ESOP? Di bawah ini Libera akan menjelaskan lebih lanjut keuntungan ESOP bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri.

 

Sebagai Investasi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, melalui ESOP, karyawan berhak untuk mendapatkan sejumlah saham pada perusahaan tempat ia bekerja. Dengan cara ini, maka karyawan melakukan investasi dalam perusahaan, sehingga karyawan berhak mendapatkan keuntungan ketika perusahaan diambil alih atau melakukan penawaran umum (Initial Public Offering/IPO). Namun, karyawan tidak serta merta dapat mengeksekusi haknya setelah mendapatkan ESOP, hal ini dikarenakan terdapat vesting period, yakni jangka waktu tertentu di mana karyawan tidak dapat mengeksekusi hak atas saham yang ia terima. Maka dari itu, ESOP merupakan suatu investasi jangka panjang karena sifatnya yang tidak mudah dicairkan.

 

Baca Juga: Jenis Investasi yang Memberikan Keuntungan Besar

 

Insentif bagi Karyawan

Untuk mengembangkan startup, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertalenta. Pada saat startup didirikan, pendiri startup akan memberikan kontribusi paling banyak. Namun, pada perkembangannya tentu startup membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian pada bidang tertentu untuk mengembangkan segala aspek dari startup tersebut. Oleh karena keterbatasan keuangan, startup bisa saja kesulitan untuk memberikan gaji atau timbal balik yang cukup untuk mempertahankan orang-orang tersebut di perusahaan, jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dengan nama yang lebih besar. Maka dari itu, startup mengatasi hal tersebut dengan memberikan benefits lain dalam bentuk penawaran atas bagian saham kepada orang-orang yang dianggap sebagai key employee bagi bisnis startup sebagai insentif. Saham yang ditawarkan menjadi “tambahan” atas gaji yang diberikan pada karyawan tersebut.

 

Motivasi Kerja & Bentuk Penghargaan bagi Karyawan

Karyawan yang diberikan ESOP memiliki kepentingan tersendiri terhadap permodalan perusahaannya, di mana nilai saham yang ia dapatkan akan meningkat apabila nilai perusahaan juga meningkat. Untuk itu, ia akan termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaiknya demi meningkatkan nilai perusahaan.

Tidak hanya itu, pemberian saham melalui ESOP menjadi bentuk penghargaan atau reward kepada karyawan atas kontribusi yang telah atau akan ia berikan untuk mengembangkan startup. Dengan adanya penghargaan ini, karyawan akan merasa terdorong untuk meningkatkan kinerja sehari-harinya di perusahaan.

 

Strategi Transisi

ESOP juga dapat digunakan oleh pendiri startup sebagai strategi transisi dengan telah mempertahankan karyawan-karyawan yang akan direncanakan akan meneruskan bisnis startup melalui ESOP. Ketika pendiri “mengundurkan diri” dari startup di masa depan, umumnya pendiri akan mengangkat karyawan terpilih untuk menggantikan dirinya dalam pengurusan startup miliknya. Hal ini dilakukan untuk memastikan terjaganya tradisi-tradisi perusahaan dalam menjalankan bisnis dan beralihnya usaha kepada orang-orang yang telah berkomitmen dan loyal kepada perusahaan.

 

Jika melihat penjelasan singkat mengenai ESOP di atas, dapat kita lihat bahwa ESOP dapat dijadikan alternatif yang menguntungkan kedua belah pihak, baik dari sisi perusahaan maupun karyawan. Terutama untuk startup yang baru dirintis dan memiliki keterbatasan dana sehingga namun sangat bergantung pada sumber daya manusia. Padahal, pada masa 1-2 tahun pertama, startup seringkali kesulitan untuk mencari dan mempertahankan karyawan-karyawan yang bisa membangun dan mengembangkan bisnisnya.

Oleh sebab itu, penggunaan ESOP merupakan salah satu strategi tepat untuk mempertahankan karyawannya. Apakah Anda juga merasa ESOP diperlukan untuk startup Anda? Jika Anda membutuhkan diskusi lebih lanjut mengenai praktik atau isu hukum mengenai ESOP di Indonesia, Anda dapat menggunakan fasilitas konsultasi gratis bersama Libera di sini!

Selain memberikan konsultasi gratis, Libera sebagai startup hukum juga dapat membantu Anda membuat perjanjian kepemilikan saham karyawan atau ESOP sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda. Selain perjanjian ESOP, Libera juga dapat membantu Anda membuat seluruh perjanjian atau kontrak yang dibutuhkan bisnis Anda. Jadi segera konsultasikan masalah ESOP atau masalah hukum lainnya di Libera sekarang juga!

Libera Ads Landscape small v1

Related Posts

Aturan & Prosedur Akuisisi Perusahaan yang Perlu Dilakukan

Akuisisi perusahaan adalah proses pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh salah satu perusahaan yang ditetapkan dalam perjanjian dan kesepakatan sebelumnya. Bagi perusahaan, kegiatan akuisisi sering dijadikan salah satu strategi untuk pengembangan bisnis. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan untuk mencari kesempatan bisnis yang lebih luas, meningkatkan sinergi dan kinerja perusahaan, mengurangi biaya, hingga mencari pangsa saham yang lebih besar.

Lalu bagaimana prosedur yang perlu dilalui untuk melakukan akuisisi? Apa saja yang perlu dipersiapkan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Aturan Kegiatan Akuisisi

Seperti yang disampaikan di atas bahwa akuisisi perusahaan memiliki dampak yang signifikan terhadap perusahaan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah mengenai pendapatan, pengurangan biaya, pengenaan pajak, modal kerja dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk penyelamatan perusahaan dalam aspek bisnis.

Menurut Pasal 125 Ayat (1) UUPT, akuisisi terbagi menjadi dua jenis yaitu melalui direksi perseroan dan pengambilalihan secara langsung dari pemegang saham.

Proses pengambilalihan yang dimaksud di sini adalah akuisisi yang mengakibatkan pada pengendalian perusahaan.

Prosedur Akuisisi Perusahaan

Perlu dipahami juga bahwa proses akuisisi yang termuat dalam UUPT merupakan proses akuisisi yang dilakukan perusahaan tertutup. Sedangkan akuisisi yang dilakukan perusahaan terbuka telah diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal.

Baca Juga: Ingin Ekspansi Bisnis? Jangan Terburu-Buru, Pertimbangkan Hal Ini!

Bagi perusahaan yang ingin melakukan kegiatan akuisisi, berikut beberapa tata cara dan prosedur yang perlu dilakukan sesuai dengan jenis akuisisinya.

1. Proses akuisisi melalui direksi perseroan atau PT Terbuka 

Agar proses akuisisi dapat berjalan lancar, pihak perusahaan yang akan mengakuisisi perlu menyampaikan maksudnya untuk melakukan akuisisi kepada direksi perusahaan yang akan diambil alih. Adapun proses akuisisi melalui direksi perseroan adalah sebagai berikut:

Prosedur Penjelasan
Keputusan RUPS Direksi perusahaan yang akan mengambil alih dan yang akan diambil alih wajib mendapatkan persetujuan dari RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Pemberitahuan direksi perseroan atau perusahaan Direksi perusahaan yang akan mengambil alih perusahaan yang akan diakuisi wajib mengumumkan ringkasan rancangan pengambilalihan tersebut dalam 1 surat kabar dan mengumumkannya secara tertulis kepada karyawan dari perusahaan yang akan melakukan pengambilalihan maksimal 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
Penyusunan rancangan akuisisi Direksi perusahaan yang akan diakuisisi maupun yang mengakuisisi perlu membuat rancangan pengakuisisi.

Di mana, rancangan akuisisi ini perlu menjelaskan mengenai beberapa hal seperti:

  • nama dan tempat kedudukan perusahaan seluruh pihak,
  • alasan akuisisi dari masing-masing perusahaan,
  • laporan keuangan,
  • tata cara penilaian dan konversi saham dari perusahaan yang akan diakuisisi,
  • jumlah saham dari perseroan yang akan diakuisisi,
  • kesiapan pendanaan,
  • neraca konsolidasi proforma perusahaan yang akan diakuisisi,
  • perkiraan jangka waktu pelaksanaan akuisisi,
  • rancangan perubahan anggaran dasar.
Pengajuan keberatan kreditor Kreditor dapat mengajukan keberatan atas rencana pembagian kekayaan hasil akuisisi dalam waktu maksimal 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengumuman.

Kreditor juga bisa mengajukan gugatan ke pengadilan jika keberatan dan tidak terpenuhinya hak-hak para pihak.

Pembuatan akta akuisisi dihadapan Notaris Rancangan perubahan susunan pemegang akuisisi perusahaan yang telah disetujui RUPS kemudian dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat di hadapan notaris.
Pemberitahuan kepada menteri Hasil akta akuisisi wajib dilampirkan pada saat mengajukan permohonan persetujuan menteri.
Pengumuman hasil akuisisi Setelah disetujui, direksi perusahaan yang diambil alih wajib mengumumkan hasil pengambilalihan tersebut minimal dalam 1 surat kabar maksimal 30 hari sejak pengambilalihan tersebut dilaksanakan.

2. Proses akuisisi perusahaan tertutup atau langsung ke pemegang saham 

Proses akuisisi pemegang saham telah diatur dalam UUPT No. 40. Berikut beberapa prosedur yang perlu dilewati.

Prosedur Penjelasan
Perundingan dan kesepakatan Pasal 125 ayat (7) UUPT No. 40 telah menjelaskan bahwa akuisisi yang langsung oleh pemegang saham bisa langsung melakukan perundingan sesuai anggaran dasar PT yang menghasilkan kesepakatan pihak yang akan mengambil alih dengan pemegang saham.
Pengumuman rencana kesepakatan Setelah terjadi kesepakatan kedua belah pihak, pemegang saham wajib mengumumkan rencana kesepakatan akuisisi dalam 1 surat kabar dan secara tertulis ke karyawan perusahaan yang akan melakukan akuisisi dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS.
Pengajuan keberatan kreditor dan penyelenggaraan RUPS Kreditor dapat mengajukan keberatan maksimal 14 hari setelah pengumuman rencana akuisisi. Namun jika dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, maka kreditor dianggap menyetujui dan kemudian melaksanakan RUPS untuk mengeluarkan keputusan mengenai akuisisi.
Pembuatan akta pemindahan hak atas saham Pembuatan akta pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham dan perlu mendapatkan Akta Pemindahan Hak atas Saham lewat akta notaris.
Pemberitahuan ke menteri Perusahaan menyampaikan pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan susunan pemegang saham dengan melampirkan salinan akta pemindahan hak atas saham.
Pengumuman hasil akuisisi Direksi perusahaan yang sahamnya diambilalih wajib mengumumkan hasil akuisisi minimal dalam 1 Surat Kabar atau lebih, paling lambat 30 hari sejak tanggal berlakunya Pengambilalihan.

Baca Juga: Perjanjian Pemegang Saham Sebagai Perlindungan Bisnis Bagi Pemilik Saham

Itulah beberapa aturan, syarat, dan prosedur dilakukannya akuisisi perusahaan secara legal dan resmi sesuai aturan yang berlaku. Jika masih bingung mengenai proses yang perlu dilalui, Anda bisa melakukan konsultasi langsung melalui layanan hukum bisnis lewat LIBERA.id.

Dengan LIBERA.id, Anda bisa mendapatkan bantuan dalam menyusun perjanjian akuisisi hingga mengurus legalitas perusahaan sehingga Anda tidak perlu khawatir mengenai masalah hukum bisnis. Semuanya dijamin telah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Memiliki Bisnis Rental Mobil? Lindungi Bisnis dengan Surat Perjaanjian Sewa Mobil

Kebutuhan akan kendaraan roda empat kini semakin meningkat, terutama di kota-kota besar. Selain sebagai mata pencarian bagi sopir atau driver online, mobil juga dibutuhkan ketika ingin pergi berlibur bersama keluarga ataupun menghadiri meeting. Hal inilah yang membuat bisnis rental mobil menjadi salah satu peluang yang banyak diminati oleh pelaku bisnis. Namun, ketika Anda menjalankan bisnis rental mobil, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya syarat ketentuan yang diberlakukan dalam sewa menyewa mobil. Disinilah Anda membutuhkan surat perjanjian sewa mobil. Di bawah ini, LIBERA akan menjelaskan serba serbi perjanjian sewa mobil yang harus Anda ketahui dan perhatikan jika tidak ingin bisnis Anda merugi.

Read more