Aturan Cuti Bersama & Tantangan yang Perlu Dihadapi Perusahaan
Penetapan cuti bersama akhir tahun oleh pemerintah menjadi angin segar bagi karyawan. Momen ini sering dimanfaatkan karyawan untuk sekedar beristirahat ataupun berkumpul bersama keluarga. Sedangkan bagi pengusaha, penetapan cuti bersama seringkali menjadi tantangan tersendiri, di mana perusahaan harus memastikan kelancaran operasional bisnis.
Aturan Cuti Bersama di Indonesia
Ketentuan cuti bersama untuk pegawai swasta telah diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Dikutip dari Keputusan Menaker Nomor 3 Tahun 2022 terkait cuti bersama swasta, cuti bersama akan memotong cuti tahunan karyawan sesuai keputusan dan ketentuan di masing-masing perusahaan.
Dalam poin 5 Keputusan Menaker Tahun 2022 menjelaskan bahwa pelaksanaan Cuti Bersama mengurangi hak cuti tahunan pegawai/karyawan/pekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku pada setiap unit kerja/satuan organisasi/lembaga/perusahaan.
Baca Juga: Ketentuan Cuti Bersama & Hukum Mempekerjakan Karyawan di Libur Lebaran
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan bahwa cuti bersama untuk pekerja di sektor swasta bersifat fakultatif. Artinya, aturan cuti bersama tidak wajib diikuti oleh karyawan maupun perusahaan swasta. Perusahaan yang tidak meliburkan pekerjanya di waktu-waktu cuti bersama pun tidak akan dikenai sanksi atau denda. Namun, jika perusahaan mempekerjakan karyawan saat cuti bersama, maka pihak perusahaan harus memberikan upah lembur kepada karyawan tersebut.
Tantangan Operasional Bisnis Ketika Cuti Bersama
Aturan cuti bersama telah ditetapkan oleh pemerintah dan perlu diterapkan oleh seluruh perusahaan. Untuk mengikuti aturan cuti bersama yang berlaku, perusahaan pun memoliki beberapa tantangan, terutama dalam masalah operasional bisnis. Dilansir dari Jurnal.id, berikut ini adalah beberapa tantangan operasional bisnis yang mungkin dialami perusahaan.
1. Penurunan produktivitas
Tantangan utama yang dihadapi bisnis selama cuti bersama adalah penurunan produktivitas. Ketika karyawan mengambil cuti bersama, pekerjaan yang biasanya mereka tangani harus dialihkan kepada karyawan lain atau menumpuk hingga mereka kembali yang nantinya dapat mengganggu alur kerja dan memperlambat proses bisnis.
Dalam beberapa industri seperti manufaktur atau logistik, penurunan produktivitas selama cuti bersama dapat memiliki dampak yang lebih serius. Misalnya, jika perusahaan beroperasi dalam bisnis pengiriman barang, penambahan cuti bersama dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman yang berdampak pada risiko kehilangan kepercayaan atau bahkan perusahaan perlu membayar denda keterlambatan.
2. Penyesuaian jam operasional selama cuti bersama
Pemerintah seringi menetapkan jam operasional khusus selama cuti bersama seperti libur nasional. Hal ini tentu dapat mempengaruhi bisnis yang biasanya beroperasi dalam jam-jam tertentu.
Sebagai pemilik bisnis, Anda diwajibkan untuk mematuhi aturan pemerintah yang berlaku. Dengan adanya penambahan cuti bersama, bisnis harus melakukan penyesuaian jam operasional. Tambahan libur yang tiba-tiba ini mungkin tidak ada pada perencanaan usaha Anda sehingga jam buka dan tutup layanan usaha harus segera menyesuaikan dengan peraturan.
3. Penambahan biaya lembur
Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja demi mencapai target bisnis, beberapa sektor usaha memberlakukan kerja lembur selama cuti bersama. Bagi usaha yang tetap harus beroperasi selama periode cuti, maka biaya tenaga kerja menjadi bertambah karena adanya kompensasi lembur bagi karyawan.
Baca Juga: Aturan Baru! Cuti Karyawan Melahirkan Bisa Sampai 6 Bulan
Tips Perusahaan Agar Lebih Siap Hadapi Cuti Bersama
Cuti bersama hanya berlaku bagi beberapa perusahaan dan bisa disesuaikan dengan aturan perusahaan. Jika perusahaan Anda menerapkan cuti bersama atau memperbolehkan karyawan mengambil cuti bersama, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan agar aturan cuti bersama tidak mengganggu produktivitas bisnis.
1. Atur jadwal libur di kalender
Pastikan untuk mengatur jadwal libur jauh hari sebelum cuti bersama tiba. Bagi beberapa perusahaan, mengatur jadwal libur karyawan menjadi hal wajar, apalagi jika operasional bisnis tidak bisa berhenti, misalnya untuk perusahaan jasa pengiriman atau restoran.
Jika perusahaan Anda termasuk ke dalam kategori ini, cobalah untuk memanfaatkan kebijakan tersebut untuk mengecek dan memprediksi waktu di mana perusahaan tidak terlalu membutuhkan banyak karyawan. Dengan begitu perusahaan bisa mengizinkan karyawan libur di waktu tersebut, namun tidak bisa mengambil cuti di akhir tahun.
Pastikan juga untuk mengimplementasikan rotasi pengambilan cuti dan mengutamakan karyawan dari luar kota pada saat libur hari-hari besar. Dengan begitu, setiap karyawan akan mendapatkan hari libur dengan adil.
2. Tawarkan kompensasi lembur
Jika perusahaan Anda termasuk perusahaan yang tidak bisa tutup pada hari libur, maka Anda bisa coba merotasi hari libur para karyawan. Caranya, Anda harus membagi mana karyawan yang harus bekerja, dan mana yang bisa mendapat hari libur.
Bagi karyawan yang harus bekerja di cuti bersama, maka Anda perlu memberikan lemburan. Prioritaskan pekerjaan yang paling penting dan pastikan bahwa pekerjaan yang memerlukan kerja lembur benar-benar diperlukan. Selain itu, pastikan bahwa kompensasi lembur sesuai peraturan dan kebijakan perusahaan.
3. Tawarkan hari libur ganti atau bonus
Jika perusahaan mewajibkan karyawan masuk di hari libur, maka akan lebih baik jika perusahaan memberikan insentif khusus untuk mereka. Insentif tersebut tidak melulu masalah uang, gaji, atau bonus. Namun, Anda juga bisa menawarkan hari libur ganti, voucher jalan-jalan atau makan siang secara gratis. Dengan begitu, karyawan diharapkan tetap semangat dalam melakukan tanggung jawabnya dan tidak merasa rugi.
4. Membuat jam operasional khusus
Ketika cuti bersama, Anda juga bisa membuat jam operasional khusus. Misalnya, ketika libur akhir tahun seperti Natal atau saat Idulfitri, Anda bisa membuat operasional lebih sedikit siang.
Namun, pastikan Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang aturan dan peraturan yang berlaku. Selain itu, komunikasikan perubahan jam operasional kepada pelanggan atau klien dengan jelas. Ini akan membantu menghindari kebingungan dan memastikan bahwa bisnis tetap berjalan lancar selama cuti bersama.
5. Pilih pengganti karyawan
Salah satu tips mengatasi penurunan produktivitas selama cuti bersama adalah dengan merencanakan penggantian karyawan dengan bijak. Pastikan ada cukup personel yang tersedia untuk menangani pekerjaan yang biasanya dilakukan karyawan yang sedang cuti. Selain itu, komunikasi yang baik antara tim juga penting. Berikan pemberitahuan yang cukup kepada semua pihak tentang siapa yang akan menggantikan tugas tertentu dan bagaimana alur kerja akan diatur selama periode cuti bersama.
Itulah beberapa penjelasan mengenai aturan cuti bersama sekaligus tantangan dan tips yang bisa dilakukan perusahaan ketika menghadapi cuti bersama di akhir tahun. Pastikan untuk selalu menerapkan dan menjalankan aturan cuti bersama yang telah diatur oleh pemerintah agar bisnis bisa berjalan lancar.
Baca Juga: Tata Cara Menyusun Peraturan Perusahaan dengan Tepat
Jika Anda masih bingung mengenai aturan cuti bersama atau ingin membuat aturan cuti bersama dalam peraturan perusahaan, pastikan untuk melakukan konsultasi terlebih dulu dengan tim profesional dari Libera.
Bersama Libera, Anda bisa membuat peraturan perusahaan yang sesuai dengan aturan pemerintah. Dengan begitu, bisnis bisa berjalan optimal tanpa khawati risiko bisnis di kemudian hari. Yuk konsultasikan masalah hukum bisnis Anda bersama Libera sekarang!
Tags: alasan cuti, cuti, cuti akhir tahun, cuti bersama, cuti karyawan, mengelola cuti, tantangan perusahaan