Investasi

3 Jenis Perjanjian Investasi yang Wajib Dimiliki untuk Lindungi Dana & Perusahaan

Ketika ingin mengembangkan bisnis, biasanya perusahaan akan mencari modal tambahan dengan mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan maupun mencari investor yang ingin memberikan modal. Namun, untuk memberikan dana, seorang investor tentu tidak bisa sembarangan memilih perusahaan. Di mana, investasi ini menjadi kegiatan yang membutuhkan orientasi visi jangka panjang, serta ketekunan untuk mengolah dana tanpa berharap keuntungan yang instan.

Seorang investor yang memutuskan untuk mengeluarkan dana menjadi bagian dari modal perusahaan, maka orang tersebut tidak hanya berharap keuntungan, namun juga pasti telah siap menerima risiko yang mungkin terjadi. Di mana, risiko yang mereka terima akan berbanding lurus dengan proyeksi keuntungan yang dapat diperoleh investor.

Sebenarnya, kegiatan investasi ini tidak hanya untuk orang atau perusahaan dengan modal besar. Namun, produk investasi kini juga sudah bisa diakses dengan mudah oleh semua orang. Apalagi saat ini investasi sudah bisa diakses hanya dengan modal mulai dari Rp10 ribu.

Selain investasi dengan modal yang rendah, investasi juga tersedia dalam bentuk pengalihan saham hingga kegiatan penyuntikkan dana dengan jumlah besar sebagai investor utama yang akan dipergunakan untuk operasional perusahaan. Pilihan ini terbuka bebas dan tergantung besaran dana yang akan diinvestasikan.

Nah, bagi Anda yang ingin mendapatkan modal dari investor untuk mengembangkan bisnis atau Anda sedang mencari perusahaan yang ingin diberikan dana investasi, maka Anda perlu mengetahui pentingnya perjanjian investasi. 

Dalam kegiatan investasi ini, setidaknya Anda perlu mempersiapkan tiga jenis perjanjian investasi. Apa saja perjanjian yang perlu dipersiapkan? Di bawah ini adalah beberapa jenis perjanjian yang perlu Anda persiapkan sebelum kegiatan investasi berjalan.

Perjanjian Jual-Beli Saham (Share Purchase Agreement)

Perjanjian ini berisi penawaran dari pemilik saham terdahulu sebagai penjual dan calon pemilik saham baru sebagai pembeli. Jual beli ini terjadi ketika keduanya mencapai kesepakatan mengenai jumlah lembar saham dan harga per lembarnya, yang kemudian dituangkan sebagai inti dari perjanjian.

Peralihan kepemilikan dari saham ini akan berlaku secara sah ketika telah terjadi penyerahan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu peraturan  tentang modal dan saham dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Untuk tindakan peralihan kepemilikan saham ini, para pihak menetapkan batas tanggal pembayaran. Selain harga dan jumlah, kedua belah pihak juga perlu menyepakati jenis saham yang diperjualbelikan. Jenis saham (biasa dan preferen) ini lah yang berkaitan dengan hak-hak apa saja yang akan diperoleh pembeli sebagai pemegang saham baru.

Perjanjian ini hanya digunakan oleh para pihak yang ingin mengalihkan atau memperoleh kepemilikan saham dengan memperjualbelikan saham yang telah beredar, bukan menerbitkan saham baru.

Perjanjian ini penting dimiliki, terutama jika transaksi yang dilakukan terhadap jumlah lot saham tergolong besar dan dapat mempengaruhi kedudukan pemegang saham mayoritas di perusahaan yang berdampak pada berubahnya pengendalian manajemen perusahaan.

Selain itu, pembeli juga memiliki jaminan terhadap prospek keuntungan serta kondisi perusahaan yang bebas dari status sebagai objek sengketa di pengadilan. Perjanjian ini mengandung batasan bagi pihak penjual untuk menawarkan sahamnya kepada pihak lain (no solicitation) selama masa periode transisi sebelum penutupan transaksi jual-beli, serta menyediakan antisipasi mekanisme penyelesaian sengketa jika terjadi perselisihan di kemudian hari.

Perjanjian Penerbitan Saham (Shares Subscription Agreement)

Jika Perjanjian Jual-Beli Saham dilakukan untuk mengalihkan kepemilikan saham pihak lain yang telah beredar, maka Perjanjian Penerbitan Saham berlaku sebagai dasar hak yang mengikat kesepakatan antara calon pemberi dana di suatu perusahaan dengan perusahaan yang akan menerima dana. 

Intensi calon investor dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana, kemudian secara timbal balik perusahaan akan menerbitkan saham dengan jumlah lembar saham senilai dengan nominal yang disetorkan investor tersebut. Sejak saat itulah, investor resmi mendapatkan status sebagai pemegang saham perusahaan.

Perjanjian ini dibutuhkan pemilik perusahaan yang ingin menghimpun dana dengan menjual saham kepada calon investor dengan harga penawaran yang spesifik. Perjanjian ini berfungsi bagi perusahaan yang berstatus sebagai perusahaan tertutup dan tidak tercatat di bursa saham, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat berdasarkan jual-beli saham antara pemegang saham.

Sehingga, pada perusahaan tertutup, tidak ada saham yang beredar di publik. Kepentingan yang perlu diperhatikan pada perjanjian ini antara lain kepentingan investor dari tindakan atau kebijakan perusahaan yang mengubah syarat dan ketentuan kesepakatan, serta jaminan bagi perusahaan bahwa investor akan menyetorkan dana senilai jumlah saham yang akan diterbitkan pada waktu yang telah ditetapkan.

Perjanjian Antar Pemegang Saham (Shareholders Agreement)

Perjanjian ini dilakukan antara pemegang saham di perusahaan dengan tujuan untuk mengatur pembagian hak dan kewajiban di antara mereka. Perjanjian ini dibutuhkan untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan masing-masing pihak dan menghindari perbedaan kepentingan yang mungkin terjadi dalam penentuan kebijakan maupun operasional perusahaan.

Yang paling utama, perjanjian ini akan mencantumkan posisi masing-masing pemegang saham di dalam struktural perusahaan, serta tugas dan fungsi yang melekat pada masing-masing posisi tersebut. Penegasan tugas dan fungsi masing-masing pemegang saham penting dilakukan, karena dengan adanya posisi ini  mereka memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan atas nama Perusahaan dan mengikat entitas hukum Perusahaan.

Perjanjian ini juga akan mengatur mekanisme pembagian dividen, hak para pemegang saham untuk menominasikan susunan calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris, beserta mekanisme perombakan susunan tersebut kedepannya.

Perjanjian ini juga dibutuhkan untuk mencegah sengketa yang mungkin terjadi karena adanya pemegang saham yang melakukan tindakan atas nama Perusahaan tanpa seizin pemegang saham lainnya. Dengan adanya pengaturan, maka sengketa berkepanjangan dapat dihindari dan pemegang saham yang bersangkutan dapat dimintai pertanggungjawabannya sendiri.

Itulah beberapa jenis perjanjian investasi yang perlu Anda persiapkan ketika ingin mencari investor atau melakukan investasi ke sebuah perusahaan. Bagi Anda yang ingin berinvestasi atau mencari investor untuk bisnis dan belum memiliki perjanjian investasi, ada baiknya Anda mulai mempersiapkannya sekarang.

Anda bisa memanfaatkan LIBERA.id untuk membantu Anda membuat perjanjian investasi dengan mudah dan cepat. Selain itu, Anda juga bisa melakukan konsultasi secara gratis melalui LIBERA. Jadi tunggu apalagi? Lindungi perusahaan dan dana investasi Anda dengan memanfaatkan LIBERA.id!

Related Posts

Mengenal Pendanaan Convertible Note dalam Dunia Startup

Sebuah startup tentunya membutuhkan dana besar sebagai modal mengembangkan bisnisnya. Menurut Donald Wiharja, Convergence Ventures Partner, ada dua cara untuk mendapatkan modal atau dana dari investor, cara pertama adalah lewat ekuitas dan kedua adalah utang. Di antara keduanya, pemilik startup juga akan dihadapkan dengan pilihan bernama convertible note. Untuk lebih jelasnya, pada artikel ini LIBERA akan membahas mengenai convertible note dalam dunia startup.

Apa itu Convertible Note?

Convertible note atau obligasi konversi adalah surat utang yang diterbitkan startup untuk dibeli investor. Pada saat jatuh tempo, investor memiliki opsi untuk mengonversi piutang menjadi ekuitas, di mana ekuitas tersebut diberikan dalam bentuk saham, baik saham biasa ataupun saham preferen. 

Pendanaan ini cenderung fleksibel dan mudah untuk dicairkan. Namun, Anda perlu memahami aspek penting dalam convertible note, antara lain:

  • Maturity date: tanggal jatuh tempo.
  • Conversion price: harga khusus yang digunakan investor saat mengonversi utang menjadi ekuitas.
  • Redemption cost: biaya yang harus ditanggung perusahaan startup saat konversi terjadi.

Baca Juga: 3 Jenis Perjanjian Investasi yang Wajib Dimiliki untuk Lindungi Dana & Perusahaan

Keuntungan Convertible Note

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan perusahaan startup ketika  memutuskan untuk mencari pendanaan untuk perusahaan startup Anda. Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapatkan.

1. Proses legal yang lebih cepat

Untuk mendapatkan pendanaan lewat instrumen ini, Anda tidak perlu melalui proses yang berkepanjangan dan tidak perlu melakukan perubahan pada akta perusahaan. Pasalnya, setelah melakukan pengamatan mendalam (due diligence) terhadap perusahaan Anda, maka investor akan mengajukan perjanjian pinjaman berisi syarat-syarat yang mengikat kedua belah pihak. Setelah perjanjian ini ditandatangani, maka dana pun akan segera cair. 

2. Tidak kehilangan sebagian kepemilikan saham

Dengan instrumen ini, Anda tidak akan kehilangan sebagian kepemilikan saham jika melakukan pengembalian seluruh dana yang dipinjam. Beberapa perjanjian convertible note biasanya mengizinkan pemilik startup untuk membayarkan kembali dana investor sehingga perusahaan tidak perlu mengonversi pinjaman tersebut menjadi saham.

Baca Juga: 5 Cara Mendapatkan Pendanaan untuk Kembangkan Startup Anda!

Kelemahan Convertible Note

Sama halnya dengan instrumen investasi lainnya, convertible note juga memiliki kelemahan. Untuk lebih jelasnya, berikut kelemahan yang perlu Anda perhatikan. 

1. Dana yang didapatkan termasuk ke dalam utang

Sebelum dilakukan konversi saham, maka dana yang didapatkan perusahaan akan dianggap sebagai utang. Artinya, perusahaan memiliki beban dan konsekuensi hukum dari kewajiban utang yang diberikan investor. Sehingga, ketika terjadi kepailitan dan perusahaan tidak dapat menyelesaikan kewajibannya, maka kewajiban utang yang didapat dari investor harus diprioritaskan daripada kewajiban pemilik saham.

2. Ada bunga yang harus diperhitungkan

Biasanya, ketika investor memberikan pendanaan, maka perusahaan startup juga diwajibkan untuk membayarkan bunga yang telah ditentukan dalam perjanjian awal. Sehingga, ketika ada bunga yang diperhitungkan, maka dapat memperbesar kepemilikan saham atau menambah jumlah utang yang perlu dibayar karena harus bayar bunganya juga.

Itulah beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui sebelum melakukan convertible note. Semuanya ada keuntungan dan kelemahannya dan perlu dipertimbangkan dengan matang. Namun, perlu ditekankan bahwa instrumen ini cocok bagi Anda yang menginginkan fleksibilitas dalam pendanaan. 

Meski proses legal yang cepat, Anda juga perlu mempertimbangkan keberadaan tim legal sebagai penimbang keputusan untuk mengurangi kerugian di masa depan. Agar lebih fleksibel dalam mengurus proses legal dalam convertible note, Anda bisa melakukan konsultasi secara gratis dengan tim legal profesional dari LIBERA.id.

Selain memberikan konsultasi gratis, LIBERA.id juga dapat membantu Anda membuat perjanjian dalam pengurusan convertible note perusahaan startup Anda. Dengan begitu, perjanjian yang dibuat pun tidak akan merugikan kedua belah pihak, sekaligus dibuat sesuai aturan yang berlaku.

Mengenal Syarat IPO, Strategi untuk Mengembangkan Bisnis

Ketika dirasa bisnis sudah memiliki value yang dianggap tinggi dan terus menunjukkan perkembangannya, tidak jarang pengusaha memutuskan untuk melakukan IPO atau Initial Public Offering. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perusahaan memutuskan untuk melengkapi syarat IPO dan mengajukan IPO, mulai dari tambahan modal untuk ekspansi bisnis, melepas saham dan mengamankan keuntungan, dan masih banyak lagi.

Read more