BisnisKontrak

Ingin Menjalankan Bisnis dengan Teman? Perhatikan 6 Hal Ini!

Ketika menjalankan sebuah bisnis namun terhalang dengan modal maupun keterbatasan dalam mengembangkan bisnis, maka ada beberapa orang yang memilih untuk mencari partner bisnis. Salah satu partner bisnis yang sering dipilih untuk menjalankan bisnis bersama adalah seorang teman yang memang sudah klop atau cocok dalam berbagai hal. Hubungan dekat yang telah terjalin dapat dianggap sebagai kunci utama dalam menjalankan bisnis dengan teman. 

Menjalankan bisnis dengan teman bisa menjadi hal baik, pasalnya ia dapat mendukung Anda dan dapat menjadi pengingat ketika kinerja dan semangat bisnis Anda mulai menurun. Meski begitu jangan sampai bisnis yang Anda bangun bersama teman justru menjadi bumerang dan menjadikan kalian membenci satu sama lain. Agar hal ini tidak terjadi, berikut beberapa tips yang perlu Anda lakukan agar bisnis dengan teman lebih awet dan bebas dari masalah di kemudian hari.

1. Pisahkan masalah bisnis dan urusan pribadi

Ketika Anda memutuskan untuk memulai dan mengembangkan bisnis bersama temanmu, maka pastikan untuk memisahkan masalah bisnis dan pribadi. Cobalah buat batasan tertentu seperti menghindari membahas masalah bisnis ketika sedang bermain, juga jangan pernah ragu untuk menegurnya ketika teman bisnis Anda bekerja tidak sebagaimana mestinya dan meninggalkan tanggung jawabnya. Begitu pula sebaliknya, jika Anda yang bekerja tidak sebagaimana mestinya, maka Anda harus siap ditegur dan jangan marah ketika ditegur.

Baca Juga: Ingin Melakukan Perjanjian Kerja Sama Bagi Hasil? Ini Syarat & Isi Perjanjian yang Wajib Ada! 

2. Rencanakan pembagian keuntungan sejak awal

Bisnis bersama teman sering hancur berantakan di tengah jalan akibat pembagian keuntungan yang tidak dibicarakan sejak awal. Oleh karena itu, sebelum menjalankan bisnis bersama, pastikan Anda telah membahas rencana keuntungan sejak awal, apakah dengan cara membagi keuntungan secara seimbang, atau ada persentase yang perlu dibagi?

Masing-masing pihak juga harus mengenal baik apa itu dividen dan gaji, ada baiknya semua pihak bisa mendapat dividen sesuai besar modal yang disetorkan, dan gaji sesuai porsi pekerjaan. Namun, jika bisnis baru berjalan, maka ada baiknya tidak langsung mengambil keuntungan yang diraih, apalagi jika arus kas belum stabil.

3. Samakan visi dan misi terlebih dahulu

Dalam membangun bisnis, Anda tentu memiliki visi misi yang harus dicapai. Dengan adanya visi misi inilah Anda bisa membuat langkah pasti kemana bisnis tersebut akan berjalan.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk memulai dan menjalankan bisnis bersama teman, pastikan Anda telah memiliki kesamaan visi dan misi. Pasalnya terkadang ada beberapa perbedaan antara visi misi Anda dan teman.

Misalnya, teman Anda fokus pada profit dan kemampuan menjual produk besar, sedangkan Anda justru menginginkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan mengembangkan networking dalam berbisnis. Perbedaan visi misi inilah yang berdampak pada bisnis Anda kedepannya.

4. Tetukan pembagian tugas masing-masing

Ada banyak pengusaha yang menjalankan bisnis bersama teman dan gagal hanya karena prinsip asal eksekusi alias terburu-buru merealisasikan ide tanpa membagi tugas untuk menjalankan bisnis tersebut. Meski nantinya akan saling membantu, pembagian tugas yang jelas di awal menjadi sangatlah penting.

Misalnya, jika Anda bagus di bidang marketing, maka Anda bisa mengambil peran untuk pemasaran bisnis. Kemudian teman Anda bagus dalam negosiasi, maka teman Anda bisa mengurus penjualan atau networking, dan sebagainya. Dengan adanya pembagian tugas yang jelas, maka Anda dan teman Anda bisa fokus terhadap tugas masing-masing, dan bisa saling membantu jika tugas dan tanggung jawab sudah terlaksana dengan baik.

Selain itu, dengan pembagian tugas ini, Anda dan teman Anda juga bisa memiliki tanggung jawab masing-masing, terutama jika dibutuhkan pengambilan keputusan secara tepat.

5. Saling percaya

Dalam membangun dan mengembangkan bisnis, kepercayaan menjadi hal penting yang harus dijaga satu sama lain. Dengan rasa saling percaya, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya konflik. Cobalah mulai bangun kepercayaan dengan sikap terbuka dalam masalah pengeluaran dan pemasukan.

Baca Juga: Buat Perjanjian Kerja Sama dengan Benar untuk Dapatkan 4 Manfaatnya! 

6. Buat surat perjanjian berlandaskan hukum

Agar terhindar dari risiko maupun sengketa di kemudian hari, Anda juga perlu membuat surat perjanjian kerja sama yang tepat dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Isi surat perjanjian kerja sama juga bisa disesuaikan dengan bisnis dan kebutuhan bisnis. Biasanya, perjanjian kerja sama ini berisi mengenai pembagian modal dan keuntungan, serta hal yang perlu disepakati termasuk ketika mengalami kerugian. Dengan adanya surat perjanjian ini, Anda dan teman Anda akan berpikir dua kali untuk melanggarnya dan bisnis pun akan terhindar dari sengketa di kemudian hari.

 

Related Posts

Persyaratan PKP yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mendaftarkan Pengukuhan

Ketika Anda memiliki bisnis, maka Anda berkewajiban untuk membayar dan melaporkan pajak kepada pemerintah. Dengan membayar pajak, maka Anda bisa mendapatkan banyak manfaat didalamnya, mulai dari belajar mengelola keuangan dengan baik hingga kemudahan akses dalam mengajukan pinjaman modal ke lembaga keuangan. Bagi Anda pengusaha yang taat pajak, maka Anda harus segera mendaftarkan diri Anda sebagai PKP atau Pengusaha Kena Pajak. Lalu apa persyaratan PKP? Bagaimana mendaftarkannya? Dan apa saja kewajibannya? Dalam artikel ini, LIBERA akan mengupas tuntas tentang PKP. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Read more

Ketentuan THR Karyawan Berdasarkan Peraturan yang Berlaku di Indonesia

Memasuki bulan Ramadan menandakan adanya perayaan bagi umat muslim di Indonesia yang dimanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman dan memperoleh Tunjangan Hari Raya atau biasa disebut dengan THR. Siapa yang tidak mengenal istilah THR? Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.6/2016, THR merupakan pendapatan non upah yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja atau keluarganya menjelang Hari Raya Keagamaan. Di Indonesia sendiri, terdapat 5 (lima) Hari Raya Keagamaan, yaitu Hari Raya Idulfitri bagi pekerja yang beragama Islam, Natal untuk pekerja beragama Kristen Katolik dan Kristen Protestan, Nyepi bagi yang beragama Hindu, Waisak bagi yang beragama Buddha, dan Imlek bagi pekerja yang beragama Konghucu.

Read more